Minggu, 14 Desember 2014

Manfaat TI (Teknologi Informasi) dalam Dunia Bisnis


Manfaat TI (Teknologi Informasi) dalam Dunia Bisnis

Secara umum, TI (Teknologi Informasi) telah membawa perbaikan yang signifikan dalam operasi bisnis dan dalam seluruh kehidupan manusia secara keseluruhan.
Berbicara tentang Globalisasi, TI tidak hanya membawa dunia lebih dekat bersama-sama, tetapi telah memungkinkan ekonomi dunia menjadi sistem saling tergantung satu. Ini berarti bahwa kita tidak bisa hanya berbagi informasi dengan cepat dan efisien, tetapi kita juga dapat menurunkan hambatan batas-batas linguistik dan geografis. Dunia telah berkembang menjadi sebuah desa global karena bantuan teknologi informasi negara memungkinkan seperti yang tidak hanya dipisahkan oleh jarak tapi juga oleh bahasa ide-ide saham dan informasi dengan satu sama lain.
Dalam komunikasi, TI telah membantu untuk membuat komunikasi yang lebih murah, lebih cepat, dan lebih efisien. Kami sekarang dapat berkomunikasi dengan siapa saja di seluruh dunia hanya dengan pesan teks mereka atau mengirim mereka sebuah email untuk respon hampir seketika. Internet juga telah membuka komunikasi tatap muka langsung dari berbagai belahan dunia berkat membantu konferensi video.
TI juga telah membawa Efektivitas Biaya dengan membantu untuk komputerisasi proses bisnis sehingga perampingan bisnis untuk membuat mereka sangat hemat biaya uang membuat mesin. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya menimbulkan keuntungan yang berarti gaji yang lebih baik dan kondisi kerja yang kurang berat.
TI juga telah membantu untuk menjembatani kesenjangan budaya dengan membantu orang-orang dari budaya yang berbeda untuk berkomunikasi dengan satu sama lain, dan memungkinkan untuk pertukaran pandangan dan ide-ide, sehingga meningkatkan kesadaran dan mengurangi prasangka.
TI juga telah memungkinkan bagi perusahaan untuk terbuka 24 x7 di seluruh dunia. Ini berarti bahwa bisnis dapat terbuka kapan saja di mana saja, melakukan pembelian dari berbagai negara lebih mudah dan lebih nyaman. Ini juga berarti bahwa Anda dapat memiliki barang-barang Anda dikirimkan tepat ke depan pintu Anda dengan harus memindahkan otot tunggal.
Terakhir, TI telah membantu dalam penciptaan lapangan kerja baru dan menarik seperti pemrograman komputer, Sistem analisis, Hardware dan Software mengembangkan dan Web desain.
Sekarang bisnis yang telah menjadi sangat kompetitif, ada kebutuhan untuk menggunakan TI untuk tetap di depan dan dalam bisnis. Baik penggunaan TI dapat membuat Anda di depan pesaing.
Dalam hal Fungsi dan Fleksibilitas, internal TI dapat membantu meningkatkan kinerja infrastruktur sehingga meningkatkan fungsionalitas dan berbagai pilihan yang bisa ditempuh. Secara eksternal, dapat membantu menciptakan efisien, fleksibel platform yang online / offline untuk melakukan bisnis dengan pelanggan, pemasok dan mitra.
Dalam perdagangan, TI internal dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional internal dan kualitas. Secara eksternal, dapat membantu merampingkan dan mengintegrasikan saluran ke pasar, membuat saluran baru dan mengintegrasikan beberapa saluran secara online / offline.
TI juga dapat membantu meningkatkan kinerja pekerja pengetahuan dan meningkatkan pembelajaran organisasi. Secara eksternal, hal itu dapat meningkatkan kinerja pekerja pengetahuan di pelanggan, pemasok dan mitra organisasi; menambah nilai informasi untuk produk dan jasa yang ada; menciptakan produk dan layanan berbasis informasi baru.
TI juga dapat membantu menarik dan mempertahankan bakat atas; meningkatkan kepuasan, keterlibatan dan loyalitas; menciptakan budaya keterlibatan, motivasi, kepercayaan dan tujuan bersama. Secara eksternal, dapat membantu menarik dan mempertahankan pelanggan berkualitas tinggi, pemasok, mitra dan investor; meningkatkan pemangku kepentingan eksternal kepuasan, keterlibatan dan loyalitas.
Oleh karena itu TI harus menjadi suatu keharusan bagi setiap bisnis termasuk di negara kita tercinta Indonesia.


Pelayanan Jasa Elektronik dan Pelayanan Jasa Tradisional

Pelayanan Jasa Elektronik dan Pelayanan Jasa Tradisional

Pelayanan jasa secara elektronik berbeda dengan pelayanan jasa secara konvensional/tradisional. Perbandingan diantara keduanya dapat dilihat dari karakteristik jenis pertemuan, ketersediaan, akses, area pasar, suasana, perbedaan kompetitif dan privasi.
Keberhasilan pelayanan elektronik tidaklah terjadi dengan begitu saja. Perangkat lunak (software) yang tersedia saat ini membuat sesuatu menjadi lebih mudah, hanya dengan mengklik salah satu tombol pada komputer, seseorang sudah dapat menemukan website yang diinginkannya.
Heim dan Sinta (2000) dalam Farida, 2005, mempelajari industri makanan yang menggunakan sistem elektronik dan mengadaptasi proses matriks yang biasa digunakan dalam pabrik dan menyesuaikannya dengan sistem penyampaian pelayanan elektronik. Pelayanan elektronik didefinisikan sebagai sesuatu yang berkaitan denga isi (content) dan bagian pasar yang dijadikan target, sedangkan struktur proses ialah keseluruhan dimensi penyampaian jasa teknologi secara fleksibel.
Riset Terdahulu dalam e-service
Banyak riset yang telah diadakan dengan topik teknologi dalam bidang jasa atau e-service. Beberapa studi menggali kepuasan pelanggan, kualitas jasa elektronik, penyesuaian dan asimilasi jasa elektronik pada usaha skala kecil dan menengah, kriteria perancangan website.
Sulin Ba dan Johansson (2008) dalam studinya tentang pengaruh proses jasa elektronik pada kepuasan pelanggan online menyebutkan bahwa website perusahaan menjadi titik penting titiktemu/kontak mereka dengan pelanggan. Website tersebut merupakan sistem penyerahan jasanya secara elektronik. Riset ini menemukan bahwa penyerahan jasa elektronik tersebut meningkatkan persepsi pelanggan atas kemudahan website ketika digunakan, meningkatkan nilai jasa dan kendali proses yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan. Kapabilitas teknologi dalam proses website terbukti merupakan faktor yang penting bagi kepuasan pelanggan online.
Sahadev dan Purani, 2008, dalam risetnya tentang memodelkan konsekuensi dari kualitas e-service, menemukan ada empat faktor yang mempengaruhi kualitas e-service, yaitu : efisiensi, pengisian (fulfillment), ketersediaan sistem, dan privasi. Keempat faktor itu berkaitan dengan kepercayaan dan kepuasan.
Riset lain dilakukan tentang kompetensi dalam adopsi dan asimilasi e-service pada usaha menengah dan kecil oleh Ada Scupola, 2008. Riset tersebut menyebutkan ada tiga kompetensi utama yang penting pada tingkat manajemen puncak dalam mengadopsi e-service. Ketiga kompetensi itu adalah : visi, nilai dan kontrol. Selain itu tiga kategori yaitu kemampuan teknikal, interpesonal dan personal merupakan hal penting bagi mengembangan dan memiliki e-service pada level individual.
Sesuatu yang menarik pada riset yang dilakukan Collier dan Bienstock, 2009, yang mencoba memodelkan kualitas e-service dengan indikator formatif dan reflektif. Hasil pembandingan itu memperlihatkan dua kesimpulan manajerial pada kedua spesifikasi tersebut. Sehingga, riset menyarankan agar penelitian tentang spesifikasi model tersebut harus mendapat perhatian yang lebih dari komunitas akademis.
Felix B Tan,et.al.,2009 melakukan riset tentang kriteria perangcangan website B2C yang efektif. Riset ini menemukan beberapa meta-kategori kriteria yaitu: membangun identitas website, kategorisasi informasi, penyajian informasi, advertisement, pop-ups dan animasi, serta berita utama (headlines). Pendekatan induktif pada riset tersebut menyebutkan hubungan antara kriteria tersebut memberikan pelanggan pengertian yang lebih kaya bagaimana membandingkan pengaruh karakter setiap website.

http://www.esaunggul.ac.id/index.php?mib=artikel.detail&id=8&title=Kesiapan%20Teknologi%20Atas%20Penggunaan%20Jasa%20Perbankan%20Berbasis%20Teknologi

1.      Dimensi produk/jasa
Karakteristik beberapa pelayanan elektronik dapat terlihat juga pada pelayanan tradisional. Jasa internet bersifat tidak nyata, karena transaksi dan pengalaman jasa disampaikan dengan jaringan elektronik yang tidak dapat dilihat, sehingga sulit untuk diukur dan dipertimbangkan secara penuh.
Perbedaan ini timbul karena adanya perbedaan kebutuhan, harapan, kemampuan pelayanan diri, kesadaran untuk berinteraksi, dan kontribusi persepsi konsumen terhadap adanya ketidakseragaman (heterogen) dalam pelayanan elektronik. Konsumsi dan pengiriman pelayanan elektronik merupakan proses simultan, dan tentu saja pelayanan tradisional dan elektronik tidak dapat dipisahkan. Kedua bentuk pelayanan ini sama-sama mempunyai elemen inti maupun pelengkap. Elemen inti dari jasa adalah produk, sedangkan elemen pelengkapnya menyediakan dimensi jasa yang kurang penting.

2.       Dimensi proses pelayanan
Proses pelayanan ini termasuk proses front office, yang meliputi interaksi sosial dengan konsumen dan proses back office yang mempunyai kontak konsumen yang sedikit. Proses pelayanan ini dikarakterikan sesuai dengan tingkatan kontak dan interaksi, tingkatan intensitas tenaga kerja dan tingkatan customization tenaga kerja. Ditambah dengan pemahaman bahwa dalam pengiriman pelayanan (service delivery), partisipasi aktif konsumen sangat mempengaruhi kualitas pelayanan.
Pelayanan jasa melalui elektronik berbeda dengan pelayanan tradisional dalam semua hal yang disebutkan diatas. Seluruh kontak dan interaksi yang diperlukan dilakukan melalui interaksi secara online. Seluruh item yang ditawarkan dibungkus dalam dimensi interaktif maupun dimensi non-interaktif yang bersifat online.
Customization dapat terjadi selama kontak online dengan pelanggan melalui alat-alat elektronik, termasuk melakukan interaksi dengan tenaga kerja yang berada pada bagian back office. Customization ini dapat juga dilakukan melalui sistem konferensi video atau melalui alat-alat teknologi lainnya, yang dapat menghubungkan keinginan konsumen dengan pelayanan elektronik yang ada. Tenaga kerja maupun teknologi yang biasa dipakai pada sistem tradisional dapat melengkapi sistem elektronik pada bagian back office.

  Desain dan Pengiriman Jasa Elektronik
 
Keberhasilan pelayanan elektronik tidaklah terjadi dengan begitu saja. Perangkat lunak (software) yang tersedia saat ini membuat sesuatu menjadi lebih mudah; hanya dengan meng-“klik” salah satu tombol pada komputer, seseorang sudah dapat menemukan website yang diinginkannya.
Heim dan Sinha (2000), mempelajari industri makanan yang menggunakan sistem elektronik dan mengadaptasi proses matriks yang biasa digunakan dalam pabrik dan menyesuaikannya dengan sistem penyampaian pelayanan elektronik. Di dalam matriks jasa elektronik, struktur produk (product structure) pelayanan elektronik didefinisikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan ini (content) jasa dan bagian pasar yang dijadikan target (target-market segment). Sedangkan definisi struktur proses (process structure) ialah keseluruhan dimensi penyampaian jasa teknologi secara fleksibel.   

Struktur Produk Pelayanan Elektronik

       Selanjutnya, Heim dan Sinha (2000) mempertimbangkan bauran struktur produk. Seperti yang biasa didefinisikan sebagai isi (content) dari suatu website, apakah sesuatu yang berbentuk statis atau dinamis, dan dengan target segmen pasar tertentu; apakah lokal atau global. Static content berisi penyuguhan yang tetap dari jasa, berupa gambar atau foto, sedangkan dynamic content sering juga memasukkan feedback, musik, grafik yang bergerak, dan membuat rincian yang mendetil dari produk yang ditawarkan, serta biasanya berupa sesuatu yang interaktif. Halaman dynamic suatu website memungkinkan konsumen menyesuaikan pesanan yang dinginkannya.
Matriks struktur produk menjelaskan tipe pasar yang dijumpai dengan masing-masing kategori, sesuai dengan lima dimensi berikut.
1. Skala dan ruang lingkup pelayanan
2. Tingkat permintaan
3. Tingkatan online customization
4. Tingkatan offline customization
5. Penggabungan merek


Sedangkan tipe pasar meliputi niche market, extender market, mass market, dan customize market.

1. Niche Market
Produk pelayanan elektronik niche market ditargetkan pada pasar lokal dan hanya menawarkan beberapa jumlah pelayanan yang secara relatif memiliki permintaan rendah. Pada umumnya, niche market hanya menyediakan elemen online yang bersifat statis. Apabila ditawarkan sesuatu yang khusus, biasanya dilakukan secara offline, karena online yang khusus (customization online) biayanya akan lebih mahal apabila jumlah pemesan sedikit. Penyedia jasa niche market biasanya bekerja sendirian, tidak bergabung dengan merek lain. Beka (http://www.bekainc.com) dan dan Jockey Internasional (http://jokey.com) merupakan contoh dari niche market. Kedua perusahaan ini menawarkan halaman yang berisi daftar produk dan foto-foto. Beberapa niche market berisi informasi mengenai resep makanan yang bergizi.

2. Extended Market
Merupakan pasar internet yang mempunyai jumlah permintaan yang lebih tinggi dari niche market, tetapi tingkat offline customization yang lebih rendah daripada niche market. Pasar yang lebih luas ini termasuk dalam pasar online customization dan mereka bisa melakukan penggabungan merek dengan organisasi lain. Golfsmith yang berkedudukan di Austin, Texas, memulai usahanya pada niche market yang menawarkan dan merakit perangkat olahraga golf. Pada tahun terakhir ini, mereka memperluas pasarnya dan menawarka bermacam-macam jenis pilihan produk dan jasa. Sekarang ini, Golfsmith sudah mempunyai halaman dinamik (dynamic pages) dan mempunyai kemampuan untuk menawarkan gerobak belanja (cart shopping). Pelanggan dapat memesan perakitan peralatan golf sesuai dengan keinginannya, ready made clubs dan asesoris golf.

3. Mass Market
Mass Market adalah tipe pasar pelayanan elektronik yang mempunyai jumlah konsumen yang lebih besar serta mempunyai spektrum asing yang
banyak dibutuhkan konsumen. Permintaan jenis pasar ini seringkali bergabung dengan web (halaman) yang dinamis yang membantu konsumen untuk memesan kebutuhannya sesuai dengan selera atau keinginannya. Contohnya Etoys (http://www.etoys.com) , menyediakan menu yang meliputi beberapa kategori, seperti maianan berbagai anak: untuk beberapa kelompok umur dengan merek. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk membeli mainan untuk anak yang berumur dua tahun dari merek yang disukainya langsung menuju pada daftar kelompok mainan yang disediakan, tanpa mencari pada daftar seluruh mainan yang ditawarkan. Jasa online ini berisi banyak informasi mengenai jenis, harga barang yang akan dibeli, termasuk gambar-gambarnya yang bisa dibesarkan sesuai kebutuhan konsumen.
Mass market dapat ditiru dengan mudah, maka kemudian mereka akan mendapatkan keuntungan bersaing bila bergabung dengan merek lain. Gabungan merek pada mass market biasanya terdiri dari links diantara beberapa jasa yang berbeda.

 4. Customized Market
Customized maerket adalah pelayanan elektronik yang merupakan gabungan antara pelayanan niche market dan mass market. Mereka memfokuskan pada dasar khusus sesuai dengan jenis pelayanan niche market, tetapi mereka juga mencari tingkat permintaan yang tinggi yang khususnya dilaksanakan pada pelayanan mass market. Karena jenis permintaannya juga termasuk tinggi, maka mudah ditiru oleh pesaing, sehngga banyak jenis pasar ini bergabung dengan penyedia jasa website lainnya untuk menghindari peniruan. Penggabungan antara customized market ini berbeda dengan mass market. Hanya khusus pada bidang yang sama saja, tidak pada keseluruhan jasa seperti pada mass market.Bentuk pasar gabungan antara niche market dan mass market ini. Misalnya Epricurious Website (http://www.epicurius.com). Pada halaman dinamikanya, lonsimen dapat mengakses majalah Bon Appetit dan majalah Gourmet serta toko William-Sonoma untuk membeli atau menjual buku resep makanan. Padahal halaman lain, konsumen dapat juga mencari resep dan petunjuk-petunjuk lain mengenai daftar anggur yang enak dan bagaimana menggunakan garpu atau sendok yang benar pada satu jamuan makan malam resmi.

5. Strategi pelayanan elektronik dan matriks proses produk
Bauran proses produk untuk pelayanan elektronik adalah sebuah kerangka kerja strategik yang bermanfaat dalam perencanaan suatu pelayanan. Seperti yang terlihat dalm gambar, sisi horizontal matriks meliputi 4 kategori struktur jasa produk ellektronik ( electonoic service product structure), sisi vertical adalah 4 kategori struktur jasa proses elektronik (electonoic service process structure). Garis diagonal merupakan gambaran sebuah “ center of gravity”. Untuk menggambarkan strukturproduk dan proses. Apabila kita bergerak dari arah atas kiri ke kanan bawah tanda panah. Kita melihat peningkatan fleksibilitas dalam penggunaan teknologi. Ruang lingkup jasa yang semakin meluas dan suatu pergeseran dari penawaran jasa yang hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki online customization dan tingkatan offline customization yang tinggi sampai kepada tingkatan online customization yang tingi dan customization yang rendah.

Sabtu, 13 Desember 2014

BISNIS TENTANG NON-PROFIT


Selamat Datang di Yayasan Jati Diri Bangsa

Yayasan Jati Diri Bangsa adalah suatu kumpulan anggota masyarakat independen (lintas suku, agama, ras, etnik, budaya dan kepentingan golongan), yang peduli atas situasi dan kondisi bangsa yang memprihatinkan dan menyadari, bahwa akar permasalahan bangsa Indonesia sebenarnya bersumber pada sikap dan perilaku kita sendiri sebagai anak bangsa.
Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami "keprihatinan" yang berkelanjutan, diawali oleh adanya krisis multidimensi di tambah dengan adanya bencana nasional. memang dalam masalah krisis multidimensi ada pengaruh dari faktor eksternal, tetapi sebab utama terletak pada diri kita sendiri, "manusia Indonesia". Menampilkan orang yang memiliki kepandaian, tetapi buta mata hatinya yang menyebabkan tidak bisa melihat kebenaran, sebagaimana ditunjukkan oleh penampilan cukup banyak orang-orang Indonesia.
Orang-orang Indonesia saat ini condong menampilkan hal-hal yang bersifat semu dan tidak tulus serta tidak sungguh-sungguh (dapat disamakan dengan menggunakan kedok/Topeng), ini menunjukkan bahwa "Jati Diri" Bangsa Indonesia dapat dikatakan sedang redup, pudar, bahkan "hilang". Inti permasalahan dari kesemua itu adalah tidak adanya KETELADANAN.
Peringatan Tuhan melalui bencana nasional yang dahsyat pada akhir tahun 2004 seperti yang menimpa saudara-saudara kita, baik gempa bumi di Nabire, Banjir bandang di Jambi dan tempat-tempat lain di Indonesia, gempa Bumi dan Badai Tsunami di Nangroe Aceh Darusallam (NAD) dan Sumatera Utara, musibah Lapindo, hilangnya pesawat Adam Air, dll. Kiranya dapat menyadarkan diri kita sebagai bangsa untuk benar-benar melakukan introspeksi pada diri kita masing-masing.
Yayasan Jati Diri Bangsa ingin bersaham walaupun kecil tetapi nyata dalam upaya memberikan solusi untuk menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara. salah satu dari rangkaian kegiatan ini adalah dengan mengadakan kegiatan pendidikan  dan lokakarya di lingkup mikro (individu) dan aksi safari keliling nusantara dalam rangka sosialisasi program "Penyemaian Jati Diri Bangsa" (yang adalah Pancasila), agar bersama-sama seluruh potensi bangsa dengan Membangun Kembali Karakter Bangsa. Di dalam proses sosialisasi ini kami harapkan bisa menularkan "Hasrat Untuk Berubah", kita tumbuh kembangkan KETELADANAN dimulai dari diri kita sendiri. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan ridho-Nya ata upaya ini.









TENTANG YAYASAN JATI DIRI BANGSA
Tahun 1998
Berkumpullah di Yayasan Vitaniaga sekelompok anggota masyarakat yang peduli tentang kondisi bangsa dan Negara yang dengan adanya krisis tahun 1997 serta berlanjut di bulan Mei 1998, bertekad ingin berbuat sesuatu sebagai saham untuk mengatasi keprihatinan yang ada, betapapun kecil artinya, diantaranya; (Alm) Bapak Charis Hadi Pranyoto, Bapak Anton J. Soepartowo, Ibu Hester Basuki, (Alm) Ibu Farida Sulaksono, Bapak Mugi Jaya, Bapak Bambang Utomo, beberapa teman dari Lemhannas dan beberapa tenaga muda yang bergabung dalam Yayasan Vitaniaga, kemudian diperkuat oleh temen-teman sependirian, seperti: Bapak Houtman Z. Arifin, Bapak Komaruddin Hidayat, Bapak Mulianto, Bapak Herman Joseph, Bapak Sumedi, Ibu Tiwin Herman, Ibu Irma, Ibu Vita S. Manurung, Bapak Soehartono dan Ibu Kartini, sependapat dengan pemikiran H. Soemarno Soedarsono dalam bukunya “Ketahanan Pribadi dan Ketahanan Keluarga Sebagai Tumpuan Ketahanan Nasional”, kelompok ini setuju untuk menggulirkan suatu konsep pembinaan secara “bottom up” dimana kita melakukan pembinaan ketahanan mulai dari diri kita sendiri, lalu keluarga kita kemudian lingkungan kita, untuk selanjutnya dapat bersaham mewujudkan ketahanan Nasional yang kuat.
Di tahun yang sama, sejalan dengan semangat ini dengan menggunakan lembaga pendidikan Yayasan Vitaniaga sebagai wadah merintis bergulirnya pemikiran ini telah diterbitkan bacaan “Si Kancil” dengan maksud memicu pendidikan didalam keluarga yang digambar dan didongengkan oleh (Alm) Charis Hadipranjoto, didukung oleh Telkom sebanyak 6 episode dan diadakan seminar “Desaku Dian Pariwisata Indonesia ke Dunia” bersama Kantor Menteri Pariwisata bekerjasama dengan HB Garden Guesthouse, pimpinan Ibu Hester Basuki yang menghasilkan diwadahinya konsep Ketahanan Lingkungan (Desa) dengan Desa Cinangneng (Bogor) jadi Pilot Project Desa Wisata.
Tahun 1999
Kegiatan yang diawali oleh Yayasan Vitaniaga, melandasi dibentuknya Forum Masyarakat Peduli Jati Diri Bangsa pada tahun 1999 dengan MOU bersama Lemhannas dan Kantor Menko Kesra dan Taskin dengan Yayasan Vitaniaga sebagai penggagas ditugasi sebagai pelaksana. Sementara itu telah pula diterbitkan buku kedua dari H. Soemarno Soedarsono dengan judul “Penyemaian Jati Diri”.







VISI & MISI
Visi
Membangun kembali Jati diri dan karakter anak bangsa, guna memantapkan dan pengembangan Jati Diri Bangsa yang tiada lain adalah Pancasila.
Misi
Menumbuh-kembangkan keteladanan, kesadaran, dan memberdayakan masyarakat Indonesia, agar mengerti, memahami pentingnya penyemaian dan pengembangan jati diri bangsa serta melaksanakannya guna membantu menyempurnakan system kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka keberhasilan pembangunan karakter dan pembangunan bangsa (nation and character building)
Tujuan
Melahirkan generasi penerus bangsa yang dapat diandalkan, memiliki ketahanan pribadi, ketahanan keluarga, dan ketahanan nasional, maupun melestarikan nilai-nilai budaya bangsa dalam menjalankan Pancasila serta mampu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.















Kegiatan Nyata :
Merupakan upaya mendukung dan menyempurnakan kegiatan mikro dan makro yang telah dilakukan oleh Yayasan:
Pergelaran Jati Diri Anak Bangsa I (Bank BTN - Jakarta, 2001)
Pergelaran Jati Diri Anak Bangsa II (Hotel Hilton, 2002)
Program Tayang TV dalam rangka Pilpres putaran I kerjasama dengan TVRI (Jakarta, Juli 2004)
Pernikahan Massal Warga Banten Yang Ada di Jakarta (Banten, Agustus 2004)
Program Tayang TV dalam rangka Pilpres putaran II kerjasama dengan Q Channel (Jakarta, Agustus September 2004)
MoU dengan DEPDIKNAS Character Building Training Program untuk 2.700.000 guru
(Jakarta, 18 Januari 2007)
Pertemuan Dengan Bapak Presiden, mengenai Nation & Character Building /Membangun Kembali Karakter dan Jati Diri Bangsa (Jakarta, 11 April 2007)
Melakukan berbagai kerjasama dengan pihak-pihak peduli dengan program Penyemaian Jati Diri Bangsa, diantaranya yaitu : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Bappenas,Q Channel, Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Jakarta dan Yayasan Dian Didaktika